Di pasar bebas banyak beredar jenis obat penurun panas dan batuk pilek. Manakah yang aman diberikan pada buah hati Anda saat sakit? OBAT apa saja sebenarnya yang perlu tersedia di rumah?

Dr Andy Sugoro SpA menyebut obat penurun panas dan batuk pilek sebagai obat dasar yang sebaiknya tersedia di rumah. Dua obat ini bisa diberikan untuk tindakan awal.

Setelah itu, Bunda harus memperhatikan perkembangan sang buah hati. Jika panas tubuh tidak juga membaik atau batuk pilek terlihat bertambah parah, maka harus segera membawa anak ke dokter untuk mendapat pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.

Masalahnya sekarang, apakah obat panas dan batuk pilek yang dijual di pasaran semua baik dan aman? Mari kita melihat lebih jauh kandungan obat yang akan diberikan pada si kecil.

Penurun Panas Obat penurun panas sebaiknya dimiliki di rumah. Saat buah hati Anda sakit dan panasnya mencapai 38 derajat celcius, segera beri obat penurun panas.

Bunda juga bisa membantu mengompres dengan air hangat, kemudian mengamati perkembangannya. “Jika panasnya tetap mengkhawatirkan, jangan tunggu sampai tiga hari. Segera bawa si kecil ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat,” tukas Dr Andy Sugoro yang dalam keseharian berprakterk di RS Omni Alam Sutera, Tangerang. Lalu, obat panas seperti apa yang sebaiknya dipilih untuk berjaga-jaga d rumah?

Dokter Andy menyarankan untuk melihat kandungan obat penurun panas yang akan dibeli, misalnya parasetamol sebagai kandungan obat penurun panas yang cukup aman. Ada juga kandungan ibuprofen, namun untuk anak yang sensitf terkadang bisa menyebabkan mual, muntah atau nyeri perut.

Oleh karena itu, sebaiknya diberikan sesudah makan. Batuk Pilek Untuk batuk pilek, Dokter Andy Sugoro menyarankan obat dengan kandungan dextrometrophan jika si kecil menderita batuk kering (tidak berdahak) dan kandungan expetoran untuk batuk berdahak.

Jika batuk pilek terjadi karena alergi, bisa dipilih obat batuk pilek dengan campuran kandungan alergi (antihestamin). Biasanya, alergi bisa diredakan, tapi harus dicari pencetus alerginya. Sedangkan untuk batuk pilek, lagi-lagi Bunda disarankan melihat kondisi buah hati. Jika batuk pilek yang diderita ringan, maka pemberian obat yang dijual bebas bisa digunakan.

Tetapi jika kondisi batuk dan pilek tergolong mengganggu dan serius, disarankan untuk segera membawa ke dokter. “Saran ini juga berlaku jika sudah tiga hari minum obat yang dijual bebas, tapi batuk pilek anak tidak membaik,” papar Dr Andy. Antibiotik Pemberian antibiotik menjadi pilihan terakhir yang diberikan dokter.

Antibiotik menurut Dr Andy akan diberikan jika memang dalam pemeriksaan terbukti terjadi infeksi. “Jadi antibiotik tidak bisa sembarangan diberikan. Yang terpenting, kalau dokter menyuruh diminum habis, maka harus dihabiskan.

Jangan setengah-setengah, karena akan membuat kuman menjadi kebal. Habiskan obat tersebut sesuai takaran yang dianjurkan, meski pun sudah tidak ada keluhan sakit.

” Diare Bagaimana pertolongan pertama pada diare? Untuk penyakit yang satu ini, Dr Andy menyarankan berikan cairan oralit, kemudian langsung dibawa ke dokter, karena anak-anak rentan kekurangan cairan. “Jadi jangan main-main dengan diare. Kalau terjadi diare apalagi yang sifatnya terus-menerus, segera bawa buah hati Anda ke dokter.”

sumber : http://www.sangbuahhati.com/